Welcome To My Little World. Dont Forget To Leave Any Comment and Come Back Again :)

Rabu, Oktober 29, 2014

0

Hal yang Tidak Pernah dihatimu; Aku

Seperti biasa, kamu terlalu sibuk dengan dirimu sendiri. Seharian ini aku terus memandangi ponselku, berharap ada pesan singkat darimu yang memberiku sedikit semangat ditengah-tengah kejengahanku terhadap aktifitas yang mulai memuakkan. Aku hanya ingin mengetahui keadaanmu saat ini, apakah aku terlalu menganggu untuk lelaki yang bebas sesukamu? Ataukah kamu memang tidak menyediakan waktu untuk sekedar mengirimkan pesan singkat? Atau bisa saja kamu mulai muak terhadapku? Sudahlah, aku tak perlu berandai-andai tentang apa yang ada dipikiranku, karena pemikiranku yang lugu, selalu tak pernah kamu indahkan.

Terimakasih untuk beberapa bulan belakangan ini karena sudah menemaniku dan mulai terbiasa dengan hal-hal yang membuatmu jengah atas diriku. Tak ada yang perlu aku sampaikan lagi, sejak pertemuan terakhir kita tepat sebulan yang lalu, semuanya sudah berubah. Tak ada lagi ucapan mesra yang memabukkanku, tak ada lagi seseorang yang selalu memberikanku senyum titik dua bintang terhadapku. Jangankan bertanya apakah aku sudah makan atau tidak, untuk memanggilku dengan ucapan sayang pun kamu jarang melakukannya. Terkadang aku bingung atas status kita yang mulai berubah ini, sudah lama sekali sepertinya kita berbicara panjang yang tidak ada hentinya. Semuanya dilakukan atas dasar keterpaksaan dirimu yang harus mengirim pesan singkat terlebih dahulu. Hubungan kita mulai terasa tak seperti biasanya, terlebih lagi saat kamu bilang jika kamu pulang kerumah hanya untuk mengambil handphone mu yang ketinggalan dengan alasan agar aku bisa mengirim pesan singkat kepadamu, dan agar aku tidak meneponmu dengan nada sinis yang kamu benci itu. Semua yang kamu lakukan seolah-olah kamu terpaksa melakukannya karena kamu tidak mempunyai pilihan lain.

Tepat sebulan ini kita tidak pernah bertemu, aku memang memendam rindu, aku sengaja tak mengajakmu untuk bertemu, atau sekedar makan malam bersama. Berulang kali aku menelponmu untuk sekedar makan malam bersama, tapi kamu selalu menolak ajakanku dengan berbagai alasan yang seharusnya bisa aku terima. Tetapi aku manusia yang bisa saja merasakan rasanya sakit, yang harus berkali kali menerima penolakan oleh seseorang yang katanya mencintaiku. Entah kenapa mataku terasa panas, jika aku harus menerima keadaan jika aku adalah sebuah pilihan untuk seseorang yang aku cintai. Terkadang aku selalu berpikir, apakah aku pernah menjadi seseorang yang berharga untuk seorang lelaki yang masih mencintai orang lain saat menjalin hubungan denganku.


 Masih ingat tentang foto pertama kita berdua? Tidak? Seharusnya aku tidak pernah menanyakan ini kepadamu. Untuk mengingat tanggal lahirku saja tidak bisa apalagi mengingat kebersamaan kita. Aku tak heran jika akhir akhir ini keybord laptop ku selalu basah karena airmataku yang turun setelah melihat foto pertama kita. Aku menghilangkan jejak jejak tangisanku dengan tisu, dan seketika itu pula aku berharap kamu akan menyeka air mataku, meskipun aku tahu itu adalah hal yang tak mungkin dilakukan oleh lelaki seperti kamu. Beruntungnya perempuan yang bisa merasakan diseka airmatanya oleh lelaki sepertimu, dan mungkin saja wanita itu adalah wanita yang disetujui ibumu.

Aku semakin sadar posisiku dihadapanmu, mungkin saja memang benar jika aku ini selalu menjadi pelarian untuk semua orang yang aku cintai. Bisa saja aku ini adalah pilihan yang selalu diabaikan keberadaannya untuk semua orang yang aku sayangi. Dan bisa jadi aku ini adalah persinggahan yang tepat lalu kemudian disakiti secara perlahan oleh orang yang aku harapkan bisa memperbaiki diriku. Aku tahu, kamu mungkin tak akan membaca ini. Tulisanku bukanlah objek yang menarik untuk seseorang lelaki seperti kamu. Kamu memang tidak bisa menghargai perasaan orang lain yang mencintaimu, termasuk aku. Sekeras apapun aku memaksamu untuk mengerti tentang perasaanku, sekeras itu pula hatimu untuk memahami aku.

Sampai air mata ini mengering, aku tak pernah menemukan jawaban apakah kamu mencintaiku atau tidak, aku tak pernah mengerti apakah aku ini berharga buat kamu, dan aku tak pernah berani menanyakan apakah kamu pernah memikirkanku disela-sela duniamu. Aku adalah wanita jawa yang tak pernah memaksakan kehendaku kepadamu. Maka, meskipun aku mencintaimu, aku tak akan pernah bertanya kepadamu, apakah kamu pernah mencintaiku. Dan jika lakumu pun tak bisa menunjukan rasa cintamu padaku, maka seharusnya aku tak berhak untuk berkata; aku berjuang buat kamu dan hubungan kita.

Seharusnya aku tahu kamu tidak mencintaiku saat aku menemukan foto masalalumu yang masih kamu simpan sampai saat ini, dan kamu tidak pernah diam diam mencuri fotoku, seperti yang kamu lakukan terhadap masa lalumu..

Sampai kamu membaca ini, aku masih merindukanmu dan mencintaimu..

dari wanita tolol
yang terus menerus memandangi fotomu.