Welcome To My Little World. Dont Forget To Leave Any Comment and Come Back Again :)

Jumat, Februari 28, 2014

0

Andai Saja

Malam ini, ditengah-tengah semua kepulan asap tentang masa lalu kembali merengkuh otak. Entah kenapa kamu tiba-tiba muncul dalam otak ini. Aku tak tahu pasti, bagaimana cara otak-ku untuk memanggilmu kembali menghiasi sebagian memori masa lalu. Aku kalah, dan membiarkan kamu masuk dalam ruang tamu hati ini. Berbicara sedikit tentang cinta, lalu kamu mengusik rasa yang sudah lama tak pernah aku rasakan; rasa dicintai. Malam ini, pelupuk mataku tak bisa lagi menahan air mata yang ingin keluar deras akibat saraf mata yang bekerja terlalu keras. Maaf, aku menangis untuk pertama kalinya untuk lelaki selain wisnu, yaitu kamu; Akbar Riski.

Kali ini, diantara beberapa puisi yang tak pernah terselesaikan, diantara suara detak jam yang menambah suasana senyap. Diantara coretan tangan yang tak menghasilkan apa-apa. Tiba-tiba aku merindukan lelaki yang baru saja aku kenal tanpa disengaja. Malam ini, tanpa aku sengaja aku melihat fotomu. Kali ini rasa ingin mengetahui lebih besar dan menang, karena sudah lama memang kita tak berbicara sedikitpun. Bagaimana mungkin untuk berbicara, kamu sudah jarang membalas whatsappp-ku, jarang membalas pesan singkat ku dan jarang menjawab panggilan masuk dariku. Alasanmu memang cukup klise untuk-ku. Kamu selalu berkata, "Aku sibuk, maaf." Sesibuk apa kamu? Aku memang tidak mempunyai hak untuk menghakimi dan mengetahui lebih tentang kamu. Tapi apa daya, perlahan tapi pasti kamu mulai membenahi hatiku yang sudah lama sekali tak pernah menikmati rasa dicintai.

Bagaimana kabarmu malam ini tuan penghisap rokok? Kali ini aku kembali mengintip lini profile mu, untuk sekedar mencari tahu bagaimana kabarmu dan keadaanmu. Aku baru saja tahu, jika mamah-mu berulang tahun hari ini. Aku ingin mengucapkan sesuatu pada wanita yang sudah melahirkanmu, "Selamat ulang tahun tante. Semoga tante bahagia dan terimakasih tante karena sudah mendidik sesorang pria yang pandai memikat wanita dengan pesona yang ada pada aura tubuhnya. Bukan untuk memuji, tapi ini yang terjadi. Aku adalah salah satu wanita yang tiba-tiba tertambat hatinya pada seorang pria yang rupanya tak dibuat oleh pabrik mewah yang menawarkan kesempurnaan.

Tak banyak yang tahu, jika aku dalang utama untuk sandiwara panjang ini. Aku sudah lelah dengan semuanya, aku lelah berdusta, aku lelah berkelit dan dalam keadaan tak pasti, menyakiti kamu yang sama sekali tak bersalah, menyakiti mamah-mu karena tanpa disengaja aku juga berdusta pada seorang wanita yang sudah melahirkanmu. Aku meminta maaf, banyak sekali kalimat yang sebenarnya sudah tertata rapi dalam memori otak ini yang ingin aku sampaikan padamu, tapi sayang tak ada yang dapat aku katakan. Mulutku seperti tercekat rasa bersalah karenamu. 

Andai aku bisa mengulang perkenalan kita dari awal, aku ingin menjadi diriku sendiri. Tanpa ada kebohongan yang aku buat untukmu. Andai aku bisa mengulang yang dulu, aku ingin merubah sikap-ku padamu, Meski aku tak pernah bisa menyentuh hati terdalam mu. Tapi untuk-ku kamu sudah menjadi penghias hari. Aku tak pernah menyesal mengenalmu. Kamu apa adanya dan aku sudah tertambat hatinya pada kamu. Lelaki yang suka sekali menghisap rokok, singkat tapi mengesankan

Selamat malam untukmu Akbar Riski.

Minggu, Februari 23, 2014

0

Pengakuan Dosa Seorang Wanita

Teruntuk pria yang baru saja aku kenal.
Teruntuk pria yang bernama Akbar Riski.

Hai kamu, pria perokok yang memakai tindik ditelinga. Ini aku, wanita yang baru saja mengetahui kamu dari dekat. Bukan untuk menghambat kisah kita, namun sedikit hatiku sudah tertambat. Kali ini aku ingin sekali menemuimu, bukan untuk mengutarakan cinta, tapi untuk mengakui dosa. Kamu ingin bertanya, dosa apa yang sudah aku lakukan? Maaf, aku sudah berdusta pada pria yang katanya mau mencinta. Mencinta seorang wanita yang yang bernama Achasia. Ini aku, wanita yang bernama Achasia, kamu tak percaya?

Maaf untuk pria yang suka menghisap rokok disela-sela aktifitasnya. Maaf, karna aku sudah berdusta dan menyakiti kamu sejak pertama. Bukan inginku untuk melakukannya, tapi aku hanya ingin mengenalmu dari dekat. Bukan untuk menambatkan hatiku untukmu, tapi untuk mengenalmu dari dekat. Sudahkah kamu tahu siapa wanita yang ada dibalik sandiwara megah kita? Ini aku, wanita yang sering kamu katakan cinta, yang bernama Risyda Itsna. Kamu tahu siapa wanita yang sudah berdusta? Aku tak tahu kenapa aku ingin mengenalmu sejak pertama, tapi aku ingin dekat denganmu sebagai teman bukan sebagai kecintaan. Meskipun aku kalah, aku akhirnya sedikit mencinta pada pria yang suka memikat wanita.

Kembali pada masalah utama, maaf untuk semua kata cinta yang sudah aku untarakan. Bukan untuk menyayat luka, tapi untuk menghilangkan rasa cinta pada roman pertama yang selalu menawarkan duka. Maaf jika aku sudah terlanjut berdusta tentang kisah kita. Aku sungguh tak berdusta saak aku katakan cinta untuk pria yang sudah masuk diruang tamu hati ini. Aku kalah, dan membiarkanmu tinggal lebih lama, dan mulai berbicara cinta. Meski kamu hanya anggap aku sebagai teman dekat, tapi terkadang aku takut untuk kehilangan pria yang selalu berkata cinta.. Maaf untuk sandiwara, aku akan melakukan apapun untuk menebus dosa karna sudah berdusta untuk waktu yang lama. Dan itu aku lakukan untuk pria yang sudah sering menemani, meskipun singkat tapi sangat spesial.. Selamat! langkahmu sudah mengobrak-abrik sedikit luka lama yang sudah tak terobati, meski banyak pria yang datang dan pergi. Hanya Akbar Riski, yang mengusik rasa ingin kembali dicintai.

Jumat, Februari 21, 2014

0

Hadiah Kecil dihari Rabu

Hai lelaki yang berperawakan besar dengan paras yang tak dilukis oleh pelukis handal yang sempurna tapi tetap indah dipandang.

Hai kamu, yang sudah aku anggap sebagai seseorang paling spesial dikehidupan-ku, Ini aku yang sama sekali gak pantes kamu banggain. Kali ini aku benar-benar gak tahu, kamu lagi apa? Bahkan aku gak pernah tahu siapa perempuan yang sudah beruntung sekali memiliki hatimu. Aku gak tahu, apakah kamu gak pernah tahu kalau aku ini sangat mencintaimu. Aku juga gak pernah tahu, apa kamu itu tahu jika aku mencintaimu tetapi lebih memilih pura-pura tidak tahu. Entahlah, banyak sekali pemikiran yang bahkan aku sendiri gak pernah nemuin jawaban yang pas untuk menjawab semua pertanyaannku.

Bagaimana hadiah yang sudah kamu terima? Apa kamu suka dengan hadiah ulang tahunmu itu? Maaf, aku harus berbohong soal hadiah itu, sebenarnya aku memang dengan sengaja membeli itu untukmu. Bukan seperti yang aku bilang kemarin, jika aku tidak sengaja membeli itu untukmu.. Aku meminta maaf, karna aku takut kamu akan menolak pemberianku. Atau lebih parahnya kamu akan membuang pemberianku dihadapanku. Aku takut itu terjadi. Aku sengaja meminta temanmu itu untuk tidak menceritakan siapa yang memberikan hadiah itu untukmu. Kamu ingin tahu kenapa? Aku akan menjawabnya. Karna, ah sudahlah. Aku bingung untuk menjawabnya. Bukankah banyak sekali pertanyaan "mengapa" yang tidak bisa dijawab dengan sebuah kalimat?

Malam itu aku kembali menangis untukmu untuk kesekian kalinya, hanya karena jawaban singkatmu tentang hadiah itu. Kamu bilang, "Noh kan ngrepotin, Aku ga pernah ngasih apa-apa. Tapi kamu ngasih terus". Ingat kalimat ini? Sebenarnya dalam lubuk hatiku sangat sakit mendengar jawabanmu. Apa aku sehina itu, membeli cintamu dengan semua uangku? Kamu gak pernah ngerti soal hatiku kan? Sudahlah, sudah lama sekali tidak ada yang pernah ngerti hatiku, bahkan aku lupa caranya untuk mengertiku hatiku sendiri dengan seutuhnya. Bahkan sudah lama sekali aku tak menikmati hati yang berbahagia, sejak kamu memilih pergi dan tak kunjung kembali. Ini aku yang sudah lupa caranya berbahagia secara sempurna.

Entah kenapa, setiap pesan singkatmu itu membuatku kembali mengingat kejadian setahun lalu. Saat kamu bilang, "Berarti tahun lalu yang ngasih hadiah itu kamu?". Kamu ingat tahun lalu, saat aku bilang, "Kasihan sekali ya seseorang yang ngasih kamu sketchbook itu. Kamu suka menggambar wanita itu, tapi kamu gak pernah sekalipun kamu menggambar seseorang yang ngasih kamu". Kamu masih ingat jawabanmu apa pada saat itu, dengan angkuh kamu bilang "Kenal aja enggak". Hahaha, lucu sekali yaa. Betapa bodohnya aku yang selalu menunggumu, bahkan aku selalu menantimu. Tolol sekali aku, aku sering berjanji pada diriku sendiri untuk memulai hidup sendiri tanpamu. Aku bisa, aku memang bisa melakukan semua kegiatanku tanpamu, meskipun pada akhir dari semua kegiatanku kamu selalu memenuhi aku. Apa yang sudah kamu lakukan sebenarnya? Sehingga aku bisa seperti ini? Menantimu dengan tanpa henti, selalu menduga tentang kamu dan selalu berharap jika esok hari kamu akan kembali dan menemani-ku disepanjang hari. Meskipun pada akhirnya aku hanya bermain-main saja dengan bayangmu.

Sejak kepergianmu beberapa silam lalu, aku semakin akrab dengan bayangmu. Hari demi hari aku dan bayangmu semakin dekat saja. Bahkan saat senja datang, aku dan dia selalu saja membicarakan tentang perasaan yang sama. Tentang perasaanku yang terbalas olehmu. Aku selalu kalah dengan hal itu, kamu memang selalu menggiurkan. Entahlah, terlalu banyak pertanyaan dan kalimat yang ingin aku ungkapkan padamu. Meskipun pada akhirnya, tak ada satu kalimat pun yang aku katakan padamu. Jujur saja, aku sudah mulai lelah untuk semua ketidak pastianmu. Aku capek jadi orang yang selalu ada buat kamu, tapi kamu selalu tak ada waktu untukku. Untuk mendengarkanku saja tak mau, apalagi untuk menuruti semua keinginanku. Padahal aku tak pernah meminta lebih padamu, untuk meminta melukiskan saja kamu tak mau, apalagi untuk memahami hatiku? Butuh berapa caci maki dan hinaan yang akan kamu lontarkan padaku? Tak cukupkah kamu, membuat air mataku terjun bebas menuju tanah? Atau itu kurang, karena kamu tak pernah melihatku menangis?

Jujur saja, tak ada keinginan buat nunggu kamu. Tapi entah kenapa hatiku selalu saja penuh duga ke-kamu. Sering sekali tidak ada jawaban yang pasti, tapi malah luka yang menghampiri. Tak sudikah kamu untuk mencintaiku? Sudahlah, itu hanya kalimat bla bla bla untuk sebuah kerinduan yang sudah tak lagi bisa diungkapkan.

Kali ini hujan tak lagi berbau, tapi langkahku masih terpasung kenanganmu, nikmati kisah abu-abu tak tau tuju. Aku ingin kamu, bukan bayangmu. Meski harus menunggu, meski aku harus membunuh itu, rasa cinta yang semu penuh dengan kamu yang selalu tak kunjung menjadi satu hanya selalu menjadi abu melebur satu bersama aku dan tangisanku.. Dan itu semua untuk kamu, lelaki semu yang tak perna menjadi utuh. Sudahlah tak usah ragu, aku akan selalu tetap menunggu kamu dengan sisa waktu.

Sekian dulu, apa kamu gak tahu aku selalu menderita gara-gara ini? Kamu gak tau kan? Gak tau yaa, yaudah aku juga gak pengen kamu tahu..

Kamis, Februari 20, 2014

0

Aku Ingin Kamu Mengerti

Hey kamu!!
Kamu yang udah aku anggap seseorang yang spesial  dikeseharian aku. 
Ini aku dengan segala kekurangan yang ga pantes kamu banggain.
Aku gatau kamu lagi ngapain sekarang.
Aku juga gatau kamu lagi sama siapa sekarang.
Dan aku juga lebih gatau apa aku masih berhak mengenang kamu.
Aku gatau, aku cuman pengen kamu tau.
Aku cape jadi seseorang yang selalu ada buat kamu.
Aku cuman pengen kamu tau aku pengenpunya lebih yang kamu rasain ke dia aku rasain juga. 
Kamu taukan nungggu seseorang itu gimana rasanya.
Sebenarnya sih aku gaada keinginan buat terus terusan nungguin kamu.
Tapi gatau kenapa hati ini penuh duga ke kamu.
Gaada jawaban malah luka yang datang.
 Kamu taukan cemburu itu gimana rasanya.
Bohong kalau aku sering bilang aku ga cemburu melihat kamu sama dia.
Ya aku cemburu soalnya aku udah anggapp kamu sebagian dalam hidup aku. 
Lama juga ya aku setia jadi pendengar kamu ikut ngejagain hati kamu tapi kamu gapernah taukan? Sebenarnya aku pengen banget hubungan yang lebih dari dia.
Apa kamu tau aku cukup menderita karena keadaan ini. 
Gatau ya gapapa kok aku juga gapengen kamu tau..
 
@misteeerius

Selasa, Februari 18, 2014

0

Lelaki Perokok itu Kamu

Teruntuk lelaki yang baru saja aku kenal.
Teruntuk lelaki yang baru saja memasuki kehidupanku genap sebulan lalu.

Hai lelaki, bagaimana kabarmu? Sudah lama kita menggantung. Kalo aku tak salah hitung mungkin sudah genap sebulan lalu. Apakah benar hitunganku? Apa kamu menghitungnya sama sepertiku? Mungkin tidak. Sudah lama aku ingin berbicara ini. Aku tak mungkin memendamnya sendiri terlalu lama. Kita memang tidak pernah bertemu. Tapi sepertinya, sedikit hatiku sudah tertambat padamu.

Hai kamu, lelaki yang bernama Akbar Riski. Apa kamu lupa dengan perkataanmu tempo hari? Ku-rasa tidak, sepertinya kamu dengan sengaja mempermainkan sandiwara ini dengan cukup bagus. Sepertinya saat kamu tahu aku tak sesuai dengan keinginanmu, kamu menjauh dan memalingkan wajahmu. Kenapa? Apakah ada yang salah dengan diriku kali ini? Atau ada yang salah dengan tidak ketidak sempurnaanku? Tetapi dulu, saat aku tak ada kamu mencariku. Ah, sudahlah, itu tak terlalu penting bagimu.

Hai kamu, lelaki yang sering menghisap rokok disela-sela kegiatanmu sehari-hari. Kali ini aku tidak tahu apa yang harus aku ucapkan padamu untuk pertama kali. Kamu seperti asap rokok yang memasuki paruku lalu membuatnya sesak dan penuh kamu! Kali ini kamu memikat perhatianku, dengan tampilan yang seperti itu, ditindik, merokok dan penuh semu. Aku tak tahu harus menceritakan ini dari mana. Aku tahu, ini adalah percakapan berat antara pembuat drama dan artis figuran dalam skenario yang sudah aku tentukan.

Hai, Aku tahu aku salah sejak pertama kita bertemu. aku sudah membohongimu sejak pertama. Pura-pura menjadi wanita yang sempurna, lalu mendekatimu. Tunggu sebentar! Aku ralat, aku tak pernah mendekatimu! Sungguh, kali ini aku tak akan berbohong soal ini. Mari aku ceritakan ini sejak pertama kita bertemu, lalu mencoba mencintai kemudian tak ada yang pasti. Aku tak ingat pasti kapan pertemuan kita. Yang jelas, saat itu aku tak ada niatan untuk mempermainkamu. Kamu ingin tahu kenapa aku membuat akun facebook yang bernama Achasia Bian itu? Baca ini dengan seksama. Aku membuat akun itu untuk menguntit dia yang ada dihatiku. Lalu aku tak sengaja menemukan Akun facebookmu, aku ingin mengenalmu sebagai orang lain. Karna aku tahu, kamu melihatku dengan sebelah matamu. Aku ingin tahu kamu, apa kamu hanya melihat seseorang hanya dari wajah dan kesempurnaanya? Ternyata aku benar. Apa kamu lupa dengan ucapanmu? Kamu lalai dengan janjimu, inikah yang dinamakan lelaki sejati??? Bukankah ucapan lelaki itu seperti janji?

Aku ingatkan kamu sekali lagi, Wanita itu bukan mencari yang tampan, melainkan yang membuatnya nyaman. Wanita bukan mencari yang kaya, tapi membuat dia segalanya. Kali ini aku meminta maaf atas kelakuanku menyakiti hatimu, aku meminta maaf atas kelancanganku yang sudah mengganggu lintasan garis edar hidupmu, kemudian mengacak-acak lalu pergi. Aku tak ingin akhir yang seperti ini! Aku ingin bertemu denganmu, lalu menjelaskan semuanya, agar aku tak perlu merasa bersalah karna sudah mengambil kebahagianmu untuk membuang segala kesedihanku.. Aku meminta maaf akbar, aku tahu, aku sangat salah karna sudah menuliskan ceritaku dihidupmu. Aku memohon dengan sangat, dengan segala cara apapun itu. Aku akan melakukannya untukmu, untuk menebus semua dosaku. Otak ku sudah penuh dengan kalimat yang ingin aku sampaikan padamu, beribu maaf sudah ku-susun rapi untukmu. Aku tahu rasanya dibohongi kesayangan lalu berupa-pura seperti tak ada apa-apa. Sekali lagi, mohon maaf untuk hatiku yang sudah tertambat..

Hai kamu, Akbar Riski. Inikah yang dinamakan mencintai versi Akbar Riski? Mencintai, pergi, lalu bersama orang lain? Lucu sekali. Aku tak membayangkan berapa banyak wanita yang sudah kamu pikat? Aku lupa, kamu sangat ulung memikat wanita, sampai mereka berebut yang orang kenal sebagai cinta, lalu meninggalkannya dengan luka dan duka yang tak kunjung pernah ada habisnya. Inikah lelaki sejati yang sering orang ucapkan? Kembali lagi pada masalah utama kita, aku tak ingin menyakitimu, terpikat padamu dan berusama mencintaimu. But i did! Aku menyakitimu, aku terpikat padamu, dan aku berusaha mencintaimu. Hei lelaki, ini usahaku untuk meminta maaf padamu, aku doakan kamu agar sukses dikarirmu!

Hei Lelaki perokok, apakah kamu kali sedang tidak berkencan dengan wanita manapun selain aku? Hmm, mungkin memang bukan urusanku, tetapi aku sungguh penasaran. Kamu pernah berkata padaku bahwa kamu ini single dan mencari sosok pendamping hidup? Ah, akupun juga.. Tapi kenapa statusmu sepertinya sedang berbahagia dengan wanita lain. Mmm, atau kau? ah sudahlah aku tak ingin berpikiran yang buruk tentangmu.

Hei Lelaki, aku ingin mengaku sesuatu kepadamu. Mungkin ini bukan hal penting, mungkin juga penting bagimu. Aku ingin mengaku kepadamu. Bahwa sesungguhnya aku sangat amat tertarik denganmu. Ini bukan sekedar tertarik dan mengagumi, mungkin ini menjurus ke arah yang lebih. Ah, akupun tak tahu apa sebenarnya rasa ini. Hatiku merasa senang dan nyaman saat membayangkanmu. Ada perasaan lega dan senang tiada tara saat bertemu denganmu. Menatap fotomu saja membuatku tersenyum seperti orang gila. Aku tak tahu apapun tentangmu. Bagaimana mungkin aku bisa menyukaimu, aku pun tak mengerti.

Hei Lelaki, jika kau tanpa sengaja membaca suratku ini aku sungguh bahagia. Ini aku gadis yang mengaku sebagai Achasia Bian, yang selalu mencarimu dan menelfonmu ratusan kali. Ini aku gadis yang selalu nampak sempurna dimatamu. Ini aku gadis yang selalu berharap bertemu denganmu dan mendengar suaramu. Ini aku gadis yang perlahan-lahan mulai menyukaimu. Ini aku gadis yang sudah jatuh dan terpesona denganmu. Ini aku gadis yang hanya menatap matamu saja sudah berimajinasi lebih tentangmu.

Hei Lelaki yang bernama Akbar Riski, jika kita bertemu kembali maukah kau mengenalkan dirimu padaku? Nomor handphoneku masih sama seperti saat kita bertemu.. Jika kita bertemu bisakah kita menjadi dekat?. Kita bisa mulai dengan sekedar berjabat tangan dan melanjutkannya dengan sekedar minum kopi di kafe. Kita bisa memulainya dengan berteman, bukankah itu menyenangkan? Atau mungkin kamu bisa menemuiku, aku selalu datang disudut senja. Menanti orang yang ingin menikmati separuh malamnya bersamaku.Mmmm, siapa tahu aku adalah tulang rusukmu yang kau cari untuk melengkapimu.


Dari Aku, gadis yang diam-diam mulai menambatkan hatinya kepadamu.
Dari aku, gadis yang diam-diam sudah membohongimu..







Senin, Februari 17, 2014

0

Hatiku yang (Masih) diHatimu

Teruntuk lelaki yang dulu selalu mewarnai hari-hari.
Teruntuk lelaki yang baru saja berulang tahun ke duapuluh satu tahun, sayang hatiku masih tertinggal disebelahmu.

Hai kamu masa lalu. Bagaimana keadaanmu saat ini? Masihkah tatapan matamu masih sehangat dulu? Apakah senyum-mu masih seindah dulu? Atau masihkah kamu misterius seperti dulu? Aku tahu, ini hanyalah basa-basi yang cukup klise untuk memulai sebuah pembicaraan dalam sebuah surat. Jujur saja, aku bingung untuk memulai surat ini dengan kalimat seperti apa. Terlalu banyak kata dan kalimat yang ingin aku katakan padamu. Dan itu menumpuk jadi satu dalam otak kiri, lalu menjalar menuju otak tengah dan kemudian berhenti diotak kanan. Semua otak-ku berisi tentang kamu! Kamu yang selalu berotasi dan berevolusi dalam setiap penjuru otak-ku!  Bahkan, hatiku pun penuh dengan kamu. Kamu seperti candu yang memberiku sendu. Tidak bisakah kamu benar-benar disini menemaniku?

Terhitung sejak tanggal 2 desember duaribusebelas, kita menjadi dekat. Bahkan bisa dibilang sangat dekat, untuk sebuah kata teman. Iyakan? Kamu selalu menghiasi hari dan hatiku. Bahkan hanya kamu yang mampu mempermainkan perasaanku. Lucu sekali memang. Namun banyak masalah yang membuat kita menjauh. Saat kamu menjauh rasanya hidup-ku sangat berbeda, tak ada yang bisa mengerti aku seperti kamu mengerti aku. Saat mendekat segalanya hanya milik kita. Hanya ada aku dan kamu. Aku ingat begitu banyak gombalan serta canda yang kau tawarkan kepadaku. Bodohnya aku, mau saja menerimanya. Aku tak berpikir panjang tentang pengaruhmu kepadaku. Aku lupa, kamu memang pintar memikat wanita

Hai kamu lelaki dengan paras seadanya, coba kamu hitung sudah berapa kali kamu dan datang dan pergi sesuka hatimu? Aku pikir itu terjadi berulang kali, kamu mendekat lalu menjauh kembali dalam hitungan detik saja. Berulang kali pula aku bercanda dan menanyakan hal yang sama. Kenapa kamu datang dan pergi sesuka hati? Apa ini yang dituliskan Yang Maha Kuasa dan alam? Atau ini hanya sekedar konspirasi antara bumi dan langit? Jika iya, cara bercanda mereka tidak lucu sama sekali. Atau memang Tuhan sedang menarik ulur hubungan kita seperti tarik tambang? Entahlah sayang, aku lelah menjalani sesuatu yang tak pasti untuk waktu yang lama. Sudah lama sekali aku mencoba menanti dan kembali untukmu. Tapi kamu? Masih seperti ini. Apa kamu tidak lelah dengan keadaan kita seperti ini? Terus mendekat sangat dekat, kemudian jauh menjauh dan sangat jauh. Selalu saja begitu.

Aku lelah dengan keadaan seperti ini, meski sangat mengggiurkan memang saat bersama-mu, menghabiskan penghujung senja secara bersama. Tapi sampai kapan ini akan berhenti dan kamu memilih duduk disebelahku? Aku kadang bertanya, apakah kamu memang untuk-ku? Jika iya, kenapa seperti ini? Jika tidak, kenapa kamu terus saja datang dan pergi tanpa tahu diri? Jika kamu memang bukan untuk-ku, kenapa masih saja hatimu masih saja tertinggal dihatiku? Aku memang selalu kalah untuk tidak mengetahui apapun tentangmu. Hatiku kalah. Hatiku terlalu memujamu. Mungkin memang hatiku yang terlalu penuh denganmu, hingga tak ada ruang untuk lelaki lain. Bahkan aku mencari lelaki lain yang serupa denganmu. Tetapi tahukah kamu bahwa aku lelah dengan semua ini?

Aku lelah saat kita jadi sangat dekat kemudian menjauh lagi. Aku lelah menghadapi keadaan yang sama, kata-kata yang manis, melambungkan jiwa lalu terjatuh sangat keras dibumi. Aku lelah menunggu dan menguntit kabarmu dari media sosial. Aku lelah kamu perlakukan sebagai kesayangan lalu diperlakukan sebagai kebencian. Aku lelah dan jemu dengan cinta semu yang kamu berikan untuk-ku. Sadarkah kamu?
 
Sekali lagi, aku memohon padamu. Tolong beri aku kepastian tentang kita. Aku tak ingin terus hidup menunggu kepastian tentang kita. Aku tak ingin terus mengharapkanmu, kalau kita tak bisa menjadi satu kenapa tak pernah kunjung selesai? Aku sering mengeja namamu dalam doa, memohon kepadan-Nya agar kita tetap bersama. Aku terus berjuang tapi kamu terus meragu akan kita. Untuk apa aku berjuang jika kamu meragu dan tak pasti. Tolong bantu aku melupakanmu, aku lelah dengan setengah hati yang kau tinggalkan. Aku mulai belajar melupakanmu, melupakan tentang kita. Biarlah kita menjadi kenangan dan mulai mencari setengah hati yang lain. Kalau tidak, perjuangkanlah setangah hatiku untukmu, duduk berasmaku menanti senja, Aku mohon pelan-pelan belajar tentang mencintaiku. Maukah kamu melakukannya untuk kita? 


Dari gadis yang hatinya terasa sesak olehmu

Sabtu, Februari 15, 2014

0

Selamat Ulang Tahun, Lelaki Misterius!

Jika kisah kita adalah kenangan yang tak ingin diingat,
Apakah kamu masih ingin mengingat-ku?
Lalu jika aku menghilang,
Akankah kenangan itu akan membuatmu mencariku
 -Risyda Itsna-


Selamat ulang tahun, Doraemon KW 3! Seorang lelaki dengan wajah yang misterius, berhidung mancung, bermata teduh, seorang lelaki dengan kulit sawo matang yang memiliki pita suara yang dihiasi suara lembut. Seseorang yang tak romantis, tapi selalu humoris. Dimataku, kamu ini sempurna tanpa cela. Dihatiku, kamu memiliki peran yang luar biasa.


Mungkin, kamu tak pernah membaca ini. Melihat sekejap matapun tak mungkin, apalagi membaca hingga kalimat terakhir. Mungkin kamu tidak mengetahui usahaku untuk menulis ini, usahaku untuk kembali membiarkan kamu berotasi diotakku, berkunjung dari otak kanan lalu ke otak tengah lalu bermukim diotak kanan. Tak ada dasar apapun dan tidak ada alasan apapun yang bisa menjelaskan mengapa aku harus membiarkan jemari ku untuk kembali menulis tentangmu. Seseorang yang secara diam-diam mengendap dalam sel otakku, seseorang yang posisinya tepat pada hatiku; kamu.


Bagaimana kalo aku bercerita tentang pertemuan awal kita hingga perpisahan kita, mungkin tulisanku itu akan terangkum menjadi roman masa kini yang menceritakan cinta (yang katanya) sejati. Dimana terdapat tokoh sentral. Hanya kamu dan aku, bertemu, berkenalan. berteman, bergembira, jatuh cinta, indah, dan berpisah. Jadi aku tak perlu menceritakan tentang itu. Tunggu sebentar! Bukannya aku melupakan kenangan itu, aku hanya ingin membuat semua paragraf menjadi sangat berarti, walaupun sekali lagi mungkin kamu tidak akan membaca ini.


Aku bahkan tak tahu kabarmu kali ini, meski aku sering menguntitmu di media sosial. Bagaimana rumah barumu? Siapa wanita yang menjadi pilihanmu saat ini? Bagaimana keadaanmu? Tak perlu lagi aku membiarkan saraf mataku bekerja, menyerah setelah beberapa saat bertahan dipelupuk mata. Aku yang sekarang adalah wanita yang kuat yang dulu luput dimata dan belum kamu kenal. Jika kamu melihatku saat ini, kamu pasti berkata, "kamu berbeda!" Katamu dengan wajah yang tak pernah bisa aku tebak.


Kamu semakin tua. Saat ini aku sedang membayangkanmu, mungkin hidungmu bertambah mancung, mungkin matamu semakin hitam. Mungkin perutmu semakin buncit, mungkin kamu tambah misterius. Mungkin kamu sibuk dengan pekerjaanmu, dan mungkin kamu telah melupakanku. Dengan keadaan yang semakin buruk ini, mustahil aku ada dihati..


Bukankah, setiap hal yang kita lakukan itu adalah kenangan yang tak pernah bisa terulang? Bukankah, Kekuatan cinta yang menurutku sejati lebih kuat daripada cinta yang lain? Tapi, apa yang aku rasakan saat ini, hanya aku yang mengetahui. Kamu memiliki jalanmu, aku mengikuti jalanku, sekarang bukan seperti dulu. Kamu dan aku bukan lagi remaja yang suka permainan hati.


Jadi, untuk semua kemungkinan yang bisa terjadi, biarlah Tuhan menyimpan kemungkinan itu rapat-rapat dalam setiap sela-sela kasih-Nya yang penuh kuasa. Diusia yang semakin bertambah ini, semoga Tuhan selalu menyertai, dan mengabulkan semua rencana pembahagiaanmu, semoga kamu dicintai sesamamu, dan semoga aku masih tersimpan aman dalam laci lemari otakmu.


Satu hal yang perlu kamu ketahui, aku akan selalu mencintai meskipun kamu terus mencaci.


Sekali lagi, selamat ulang tahun wisnu abimawan yang selalu kujumpai disetiap doaku, yang hari ini genap berusia duapuluh satu tahun. Dengan siapapun kamu melewati hari ini, percayalah kamu tak sendiri. Selamat bekerja esok hari :)

Sabtu, Februari 08, 2014

0

Kopi Basi di Pagi Hari

Hai tuan yang berhati besi, ini untuk mu yang sudah lama menjadi penghias mimpi. Bagaimana keadaanmu saat ini? Kau sudah lama tak mengabari, bukan bermaksud untuk sok peduli. Tapi aku sudah lama bersembunyi, melihatmu tuan pencuri hati secara sembunyi-sembunyi. aku tahu aku tak tahu diri, tapi kumohon kamu mengerti. ini hati ini sudah lama menanti, meski kamu tak juga memahami. Aku mengerti, sudah lama kisah ini kita lalui, meski tak pernah berakhir pasti. Tapi inilah keistimewaan hati, selalu memberi meski dimaki. Tolong aku dihargai, bukan meminta dikasihani, tapi meminta sedikit diakui.

Mari tuan yang tak mungkin membaca ini, akan aku tunjukkan rasa mencintai. Maaf bukannya aku mau mengajari, tapi caramu salah untuk memberi hati pada setiap wanita lain. Kamu memberi harapan yang sepertinya pasti, tapi tak kunjung terjadi.. Aku pikir kita dulu sudah sehati, tapi tak kusangka kini berakhir pedih. Kamu tak lagi menemani, tinggal tersisa aku sendiri berteman sepi. Ayolah Tuan, tolong jangan seperti ini, aku ini sudah lama menanti, menanti hati yang tak kunjung menyadari. Aku sudah lama tak pernah mencicipi kenikmatan kopi. Kopi yang selalu menjadi penyejuk sunyi.  Kopi yang kini selalu menemani saat kau pergi tak kembali.

Kopiku kini sudah basi. secangkir kopi basi yang katanya bisa menyembuh kan jiwa yang mati, aku tak mau memungkiri, jika hatiku sudah terpatri. Namamu sudah melekat lama disini, dihati yang sering kau caci. aku tak mau pergi, karna kamu masih dihati. Bukan tak merasa perih, saat kau maki. tapi inilah hati yang selalu kau benci. Masih sempurna hingga kini, meski kamu biarkan dia sendiri. Bermain api dengan menari. menunggumu datang kemari, meyembuhkan jiwa yang sering kau lukai.. Aku harap kamu mengerti, bukan untuk dikasihani, tapi untuk disayangi..

Hai tuan penikmat kopi, sudah lama kita tak saling memuji. Aku merindukan yang dulu selalu disisi, menemani dikala air mata membasahi pipi. Aku tahu kamu tak peduli, tapi inilah hati yang selalu menanti. Aku mohon tolong dipahami, bukan caci yang sering kamu beri.. Tuan, aku memang tak selalu bisa membuatkan kopi, tapi cara ku mencintai memang tak seperti wanita lain. Bukankah setiap ingsan memiliki cara menunjukan sendiri? Sudahlah, tak usah dicermati terlalu fiksi tak berguna ini. Aku hanya ingin dicintai bukan dikasihani.

Hai tuan yang jarang berjanji, aku mengetahui, kata-katamu tak keluar tanpa arti. Bukan bermaksud untuk menghakimi, tapi masih kah kau ingat tentang kata-kata mu sebelum kau pergi?  Aku ingin mengingatkanmu kata-katamu sekali lagi, bukan untuk ditemani. Tapi untuk membuktikan kamu lelaki yang bisa aku cintai. hanya memastikan diri, jika namamu masih terselip didoaku dinihari nanti. Sudahlah sayang aku tak ingin menyesali pertemuan singkat yang sudah terjadi. Aku selalu menghargai usaha Tuhan dan bumi ini yang sudah membuat kita saling memiliki tanpa kita sadari. Maaf tuan, jika aku lancang kali ini, tapi kita sudah tak seperti dulu lagi. Kau seperti es batu yang tak kunjung mencair, dan hatiku tak lagi kuat menanti. Tapi aku sadari, aku masih bisa menanti. menanti hati besi yang tak pernah mengakui. Mengakui keberadaanku disisi. Tuan aku tahu diri, tidak ingin kata-kata yang tanpa arti, yang sering kau beri ke wanita lain. aku bukan pengagum sejati seperti mereka yang lain.

Aku ingin memahamimu kali ini, meski kamu tak disisi. Aku sudah sering sabar menghadapi hal semacam ini, kamu pergi lagi dan datang sesuka hati. Kamu kali ini sedikit tak punya hati, memainkan aku seperti boneka berbie. hahaha lucu sekali, aku kalah denganmu untuk kesekiankali.. tapi kesabaran hati tak kunjung pergi, karna kamu memang yang punya hati ini.. Sudah lama sekali aku duduk sendiri, namun suatu hari nanti kamu akan menemani. buka mimpi yang tak tahu diri, tapi keinginan untuk berbagi. mengajariku arti mencintai..

Meskipun saat ini rinduku tak diakui, meski kamu tak mau melihat ke arah ku kini.. Meski endapan kopi ini sudah mulai basi tetapi  Aku mencintaimu lebih dari segelas kopi yang sering kamu nikmati dipagi hari..

Ssekian dulu untuk tuan pemilik hati ini sejak tiga tahun silam ini. aku masih mencintaimu seperti dulu lagi. aku tak ingin menangis untuk kesekian kali, karna bayangmu sesalu menemani.. :)

Selasa, Februari 04, 2014

0

The Scent Of Petrichor


Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu.
-Unknown-

Malam ini, aku menghirup udara yang terselip aroma petrichor diantara bangku besi yang panjang. Sepi sekali memang, hanya ada aku, bayangmu yang bermain diantara hujan. Mataku terus tertuju pada ponsel, menanti sebuah pesan singkat darimu. Kali ini, aku tak pernah tahu harus berbuat apa lagi untuk mencairkan hatimu yang sekeras batu itu. Sayang, aku menunggumu. Aku menantimu. Aku merindukanmu.

Sudah beberapa minggu ini kita tak saling menyapa, meskipun aku selalu menguntitmu dari media sosial. Mencoba sedikit menanyakan kabarmu. Seharusnya aku tak perlu melakukan itu, karna kamu pun sudah mulai tak menghiraukanku. Aku hanyalah aktor figuran yang beberapa kali tidak sengaja melintas dikehidupanmu. Sepertinya malam ini akan sama dengan malam-malam sebelum-nya. Aku menatap ponselku, menanti pesan singkatmu.

Aku tak pernah paham dengan hubungan kita selama ini, sepertinya Tuhan selalu menarik ulur hubungan kita. Kita memang terlalu dekat untuk kata sahabat namun terlalu jauh dari kata pacar. lucu? Tertawalah sepuas-mu jika ini memang membuatmu senang. Aku tak pernah merasa keberatan, tapi ku-mohon, alasanmu tertawa bukanlah untuk menertawakan kebodohanku.

Tuhan selalu memberikan ganti untuk setiap apa yang sudah pergi. Aku hanya ingin kamu mengerti, tak selamanya aku bisa disni. ditempat ini, menunggu jiwa yang tak pernah mengeti. menanti yang tak pernah pasti. menanti kamu yang sudah pergi.. Menanti jiwa yang tak pernah kunjung mengerti, menanti jiwamu yang sudah lama mati. Mati terbawa cinta lalumu yang sudah pergi..

Aku merindukanmu diantara hujan ini, menari bersama rasa sakit yang tak kunjung berhenti. Jangan tanyakan apakah air mata yang keluar dari mataku itu bercampur rasa sakit! Kau tak pernah mengerti arti kata menanti. Yang kamu tahu hanya sakit hati, sakit hati diputus cinta yang katamu sejati. Kamu tak memahami, cinta sejati tak pernah lari, dia hanya bersembunyi. Bukan melukis perih dihati, tapi mengenang sampai mati.

Sampai disini tuan yang katanya pelupa. Aku hampir lupa dua minggu kedepan ulang tahunmu kan? Apakah kamu masih menantikan ku diakhir senjamu? Aku tahu, aku ini nona pengharap yang tak tahu diri. Mungkin hanya aku saja yang memikirkanmu tanpa pernah kamu memikirkanku. Aku mencintaimu. Tapi kamu???

Bersemangatlah mengajar di Sekolah Dasar 1 Lumansari.
Rajinlah dijurusan PGSD yang kamu tekuni.

Tiba-tiba, aku merindukan-mu



Senin, Februari 03, 2014

0

Untuk Lelaki yang Katanya Menyayangiku


Jika dengan mencintai orang lain,
akan membuatmu lupa dengan masa lalumu.
Lalu apakah dengan mengambil kebahagiaan orang lain,
kamu akan lupa dengan kesedihanmu?
-Risyda-

Malam ini, aku memikirkan satu orang yang baru saja memasuki kehidupanku. Masih beberapa minggu memang, tapi entah kenapa aku menikmati hal ini. Aku tak pernah berbohong saat aku mengucap kata "aku sayang kamu." Aku selalu menikmati setiap quality time ku bersama kamu yang memang cukup singkat. Singkat namun menyenangkan. Aku tak tahu kenapa kamu cepat sekali masuk dalam pikiranku. Bukankah dulu aku juga sering bermesraan dengan beberapa lelaki, meskipun pada akhirnya hanya ada satu lelaki yang selalu ada dibenakku. Dia. Ya, siapa lagi kalo bukan pencuri hatiku yang muncul sesukanya selama penantian panjang  ini. Aku tak pernah tahu, apakah ini panggung sandiwara dimana aku menjadi lakon utama untuk kisahku yang baru, atau ini hanya pelarian dari rasa sakit yang tak kunjung terobati? Jika ini panggung sandiwaraku, seharusnya aku tak menyukaimu. Jika ini pelarian atas rasa sakitku, kenapa aku menikmati setiap detik bersamamu?

aku meminta maaf padamu, kali ini aku sunguh-sungguh meminta maaf padamu. Aku tak pernah berniat untuk muncul dalam kehidupan mu sebagai sosok orang lain. Tak ada niatan untuk menyakitimu, menyakiti hati orang lain untuk kebahagiaanku. Aku memang pelupa, bahkan aku lupa bagaimana cara berbahagia sejak hari itu. Hari dimana angin topan meruntuhkan hatiku dalam sekejap. Tapi aku tak setega itu untuk mengambil kebahagiaanmu, menjadi sosok yang kamu cintai dan mempermainkan hatimu sesukaku. Aku bukan seperti itu! Maafkan aku kali ini. Aku memohon padamu.

Aku tak mengerti, kenapa kita bisa dipertemukan. Aku tak pernah merencanakan ini sebelumnya. Tak pernah! karna kau tahu siapa orang yang akan aku hadapi kali ini. Aku akan berhadapan dengan orang yang menganggap aku ini jelek, gendut, item dan lain-lain. Oke, Fine. Aku sadar diri soal fisik-ku yang tak pernah sempurna itu. Aku tahu, kamu akan malu jika aku berkata jujur siapa orang dibalik ini. Aku takut kamu akan diolok-olok oleh teman-teman mu yang high class itu, sayang. Sejujurnya sayang, aku sudah mulai lelah bersandiwara denganmu. Aku menginginkan kejujuran sayang. Tapi aku takut akan kenyataan, aku takut kita tak akan sepaham, aku takut kamu akan malu mengakuiku, dan tentu saja aku tak tega melihatmu diolok-olok oleh temanmu itu. Untuk melihatku saja mereka enggan, lalu bagaimana mereka akan menerimaku jika perempuan disebelahmu ini adalah sipungguk bagi mereka? 

Maaf, untuk sandiwara indah selama ini. Aku menikmatinya, aku kalah dengan hatiku. Jujur sayang, puisi-puisi yang aku kirimkan untukmu, bukanlah untukmu. Itu hanya puisi yang tak punya alamat, yang masih tersimpan rapi didalam lubuk hati. Alamat hati itu sudah tertutup sejak aku lupa bagaimana bahagia. Entah sampai kapan aku bisa menyembunyikan ini darimu, sayang.

Kali ini, aku menemukan namamu disudut doaku. Aku tak tahu sejak kapan itu terjadi. Aku seperti perokok pasif yang tanpa disengaja menghirup asap tebal yang kamu keluarkan dari cerutu yang kamu hisap itu. Kepulan asap itu masih ada dikepalaku, asap tebal bertuliskan namamu. Maaf kan aku atas ketidaksopananku kali ini, sayang. Aku menyerah dengan sandiwara yang tak sengaja aku buat ini. Aku merindukan saat kamu meyakinkan cintamu untukku dan aku meyakinkanmu atas keraguanmu terhadapku.

Jika kamu mencari perempuan yang sempurna, maaf aku tak akan bisa. Jika kamu mencari perempuan yang cantik, maaf sayang aku tak sanggup. Karna setiap perempuan itu saham dan investasi yang menurun dengan biaya yang mahal. Aku tak ingin kesempurnaanmu, karna bagiku kamu itu sempurna dengan ketidaksempurnaanmu. Kamu mengubah duniaku dengan caramu sendiri, satu langkah kecil setiap harinya.

Untuk pria yang katanya mencintaiku, maaf sayang aku sudah membohongimu untuk waktu yang aku pun tak tahu bagaimana cara mengakhirinya. Aku menghargai usaha alam dan Tuhan mempertemukan kita pada waktu yang salah..

dari sekian banyak masalalu yang masih tersimpan rapi,
dari semua tulisanku yang bukan untukmu,
aku masih memikirkan kesehatanmu
dari seseorang yang kau kenal sebagai
Achasia Bian