Malam ini, ditengah-tengah semua kepulan asap tentang masa lalu kembali merengkuh otak. Entah kenapa kamu tiba-tiba muncul dalam otak ini. Aku tak tahu pasti, bagaimana cara otak-ku untuk memanggilmu kembali menghiasi sebagian memori masa lalu. Aku kalah, dan membiarkan kamu masuk dalam ruang tamu hati ini. Berbicara sedikit tentang cinta, lalu kamu mengusik rasa yang sudah lama tak pernah aku rasakan; rasa dicintai. Malam ini, pelupuk mataku tak bisa lagi menahan air mata yang ingin keluar deras akibat saraf mata yang bekerja terlalu keras. Maaf, aku menangis untuk pertama kalinya untuk lelaki selain wisnu, yaitu kamu; Akbar Riski.
Kali ini, diantara beberapa puisi yang tak pernah terselesaikan, diantara suara detak jam yang menambah suasana senyap. Diantara coretan tangan yang tak menghasilkan apa-apa. Tiba-tiba aku merindukan lelaki yang baru saja aku kenal tanpa disengaja. Malam ini, tanpa aku sengaja aku melihat fotomu. Kali ini rasa ingin mengetahui lebih besar dan menang, karena sudah lama memang kita tak berbicara sedikitpun. Bagaimana mungkin untuk berbicara, kamu sudah jarang membalas whatsappp-ku, jarang membalas pesan singkat ku dan jarang menjawab panggilan masuk dariku. Alasanmu memang cukup klise untuk-ku. Kamu selalu berkata, "Aku sibuk, maaf." Sesibuk apa kamu? Aku memang tidak mempunyai hak untuk menghakimi dan mengetahui lebih tentang kamu. Tapi apa daya, perlahan tapi pasti kamu mulai membenahi hatiku yang sudah lama sekali tak pernah menikmati rasa dicintai.
Bagaimana kabarmu malam ini tuan penghisap rokok? Kali ini aku kembali mengintip lini profile mu, untuk sekedar mencari tahu bagaimana kabarmu dan keadaanmu. Aku baru saja tahu, jika mamah-mu berulang tahun hari ini. Aku ingin mengucapkan sesuatu pada wanita yang sudah melahirkanmu, "Selamat ulang tahun tante. Semoga tante bahagia dan terimakasih tante karena sudah mendidik sesorang pria yang pandai memikat wanita dengan pesona yang ada pada aura tubuhnya. Bukan untuk memuji, tapi ini yang terjadi. Aku adalah salah satu wanita yang tiba-tiba tertambat hatinya pada seorang pria yang rupanya tak dibuat oleh pabrik mewah yang menawarkan kesempurnaan.
Tak banyak yang tahu, jika aku dalang utama untuk sandiwara panjang ini. Aku sudah lelah dengan semuanya, aku lelah berdusta, aku lelah berkelit dan dalam keadaan tak pasti, menyakiti kamu yang sama sekali tak bersalah, menyakiti mamah-mu karena tanpa disengaja aku juga berdusta pada seorang wanita yang sudah melahirkanmu. Aku meminta maaf, banyak sekali kalimat yang sebenarnya sudah tertata rapi dalam memori otak ini yang ingin aku sampaikan padamu, tapi sayang tak ada yang dapat aku katakan. Mulutku seperti tercekat rasa bersalah karenamu.
Andai aku bisa mengulang perkenalan kita dari awal, aku ingin menjadi diriku sendiri. Tanpa ada kebohongan yang aku buat untukmu. Andai aku bisa mengulang yang dulu, aku ingin merubah sikap-ku padamu, Meski aku tak pernah bisa menyentuh hati terdalam mu. Tapi untuk-ku kamu sudah menjadi penghias hari. Aku tak pernah menyesal mengenalmu. Kamu apa adanya dan aku sudah tertambat hatinya pada kamu. Lelaki yang suka sekali menghisap rokok, singkat tapi mengesankan
Selamat malam untukmu Akbar Riski.